LITERACY
A Big Campfire
By Wafda Mardhiyatus Salimah
Once upon a time, there was a man hiking on the top of a snow mountain. The legend said, there was an eternal flower that can be cured every disease. He doesn’t have any way to cure his wife who is getting sick for a month. Even though no one can get the flower easily and went home safely. He threw all of the negative thinking.
Walked for a half day, he just saw a spread of snow. He was lost. After several times, the snowstorm came. A horrifying storm. A miracle, he found a cave, he just can hiding under the snow cave, without fire, without a jacket. He lost all of his things, he didn’t have food for hold out, he didn’t have a jacket, fire, or wood for warming his body, he didn’t have anything to defend himself. Everyone would think if he will die. That’s the reasonablest possibility.
After several days, a rescue team found the man, and they were shocked. The man still alive. When the man was conscious of his coma, a rescue team asks the man,
“How can you hold out in the midst of a horrifying storm for a long time? Although an ordinary person can’t hold out even though for several hours..”
”I try to defend myself. I don’t use something, because I don’t have anything. So, I use my mind to defend my body. I try to control it. I close my eyes and imagine.. there was a big campfire in front of me. And it working! I feel my body hot and better. That makes me can hold out”.
That’s the power of suggestion. We don’t realize what our brain, feeling, and suggestions can do. That’s more than what we can imagine.
After a month, the wife has recovered from her illness by the power of suggestion. And they life happier ever after.
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
Langkah Bersama Sajadah
By Salma Safira
Kisah yang berkeluh kesah
Lelah yang berujung menyerah
Keyakinan telah terpanah
Ragapun lelah sudah
Semangat terpecah belah
Angan yang mengawang tanpa arah
Namun hadir sebilah risalah
Mendorong untuk kembali melangkah
Secercah harapan masih bertingkah
Tak sudi membiarkan runtuh ditengah-tengah
Sekarang kumengerti
Bahwa menyerah itu sampah
Niatku kembali membuncah
Inilah semangat yang seharusnya merekah
Titah indah yang selalu mengarah
Menuntun untuk kembali ke sajadah
Batinku kembali bertanya
Akankah ranahku menjamah indah?
Mimpi dan harapan harus mencapai cerah
Wahai Tuhan yang maha indah
Kumohon restu-Mu
Untuk kembali melanjutkan langkah
Akan kuraih sebuah tujuan indah
Keindahan yang aksarapun
Takkan bisa menjamah
Inilah kisah
Yang tetap membutuhkan sajadah
Langkah tanpa sajadah
Tak akan mencapai rumah
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
T, V, dan S
By Ika Soraya Fariqoh
Jarak tertempuh waktu
Kecepatan memengaruhi waktu
Waktupun terbatas waktu
Betapa tak berdayanya diriku
Menoleh kanan kiri
Dikelilingi jarak, kecepatan, dan waktu
Dibimbangkan oleh ketiganya
Jarak menuntutku tuk mencapainya
Kecepatan menuntutku menggerakkan anggotaku
Waktu menuntutku menepatinya
Bak janji berantai
Harus ditepati dalam satu waktu
Tanpa melewatkan salah satunya
Kesal tersirat dibenakku
Penuntutan terhadap jasmaniku
Penuntutan terhadap akalku
Keterbatasan terhadap masaku
Hasrat berontak menghantui
Ingin kulawan
Ingin kugemakan suara
Kuasaku sepenuhnya
Namun lain berkata lain
Semakin ku melawan
Semakin ku menurut
Sangat berbeda
Sangat membingungkan
Menguras tenaga
Membuang mutiara mata
Namun segala hal terkait dengannya
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
Menolak Cintanya (?)
By Zakiyah El-Nufus
Pikirnya kelu, matanya menahan rintik yang semakin sendu.
“Ibu…lelah…” begitu usiknya pada seminggu terakhir pergantian tehun. Lantas ibu gurunya menghampiri, mengajaknya sejenak berlari.
”Jika khalayak menganggapku mental baja, dengan sepaket senyum sinis menyeringai berkuasa, aku menghela mengiba
Jauh dibalik itu semua
Hatiku menangis tak berdaya
Perlakuanya
Bagaimana ia melihatku
Caranya mengingatkanku
Jujur aku tak suka”
“ Itu bentuk cintanya, nak. Sudah kubilang dan pastinya kau sudah faham. Bentuk cinta itu berbeda wujudnya”.
“ Jikalau begitu, aku menolak dicintainya”.
“Terdengar egois, sayang. Bagaimana jika tuhanmu memperlakukanmu sedang kau tak suka dengan itu. Secara kau tahu tiada yang lebih besar daripada cinta-Nya, semudah itukah kau akan mengabaikan-Nya?”.
“Lalu bagaimana. Aku lelah, bu. Aku tak suka” ia terisak, menyeka derai air matanya, lagi.
“Aku membencinya,bu.”
“Tidak ada hak untuk memilih bagaimana karena kau yang sedang dicinta. Nikmati saja peranmu, dengan begitu luruh darimu akan menuju pada yang seharusnya tertuju. Sewajarnya saja. Ia menyayangimu, ingin yang terbaik untukmu, percayalah itu”.
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
من ما كيف
مهمة العالية
من هنا ان يلتقم
ما عرفت كيف مستقيم
تسال اين عالم
فتطلب نعم الكريم
تساهد هناك كمال
لا حد او عد بالمال
من ما اين كيف سؤال
انتظر في السفر
سكن بالعميق للحب
يدبر النفس الصعب
اصعب
اصعب
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
My Opinion about Peony’s World
By Tata Nur Anggreini
Hy this is my story, my name is Tata… yah Tata Nur Anggreini, now I am in second grade of senior high school. I seldom read book but I like in library, I went there only for sleeping.
I dislike reading novel, I like read tafsir or language book there. I have read one novel only in two years this…
The name was Peony’s World, the writer is Kezia Evi Wiadji. As like me who likes fantacy, This book can bring you go to writer’s world. The genres are fantacy, romance, teen.
Good for you who the first read novel, the pages only until 232 so fast to spend it. The story is simple and also interest, Peony is the main charackter in there, se has a magic and she can looked her boyfriend who has passed away named Jovan.
I think story about love always sweet in the end, but I like the last sad ending. If you like ending story sad, this novel is recommended for you. I don’t know how my story love, eh my love story. But I hope my story love full struggle, and I still dont want think about that, so I lazy to read romance novel and lazy too watched movies/series wich romance cause, yeah I think love not must because of eyes and fell down to heart, but love is really from Allah…
I don’t know how to mention, but Allah is our first love. If you need, confused, many problems, happy, sad, feel hopeless, feel success. All of in Allah..
Yeah I know producing novel is good but I dislike the romance genre, because like that usually if good, I join to feel happy but if sad, I also join to feel sad. I know I’m feeling person so I don’t want novel make my heart broken or my heart happy. I want the other genre cause I haven’t entered to romance real story…
For you Kezia Evi Wiadji your novel is the best now for me than other novels in Hassa dorm’s library for me who lazy read novel…
Thank you education and thank you Kezia.
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
Cerita Sebelum Purna
By In’am Najiha
Lika liku tindas
Mangrove mulai menyepi
Koma meningkat
Swastika mulai redup
Sang Abu membusuk
Kala awan menutup surya
Kapan akan datang?
Bisakah ganti segalanya
Seandainya…
Seandainya…
Ku goreskan Naskhi Asa
Atjamika di Barat daya
Cukupkah ini semua?
Nan banyak makna
Lentera menyunting segala
Ingin ku sudahi semua
Kepalaku melihat indah
Tapi Ku jujur
Aku ingin menyerah!
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
Kemenangan
By Lutfi Nurul Mawaddah
Seutas kata selalu terlantunkan
Menandakan rasa sakit yang tak terbayangkan
Berjuta-juta jiwa menjadi korban
Atas perlakuan yang tak disertai fikiran
Sebait do’a selalu terucap
Sehelai harapan yang menjadi keyakinan
Mereka tak berperasaan
Berlaku selayaknya tuhan
Inilah saatnya
Hempas segala pilu yang kau derita
Kini waktunya kau dapatkan
Banyak hal yang hanya berada di khayalan
Dera air mata yang selama ini kau teteskan
Akan terbayar dengan suatu kemenangan
Waktu berjalan sebagaimana mestinya Begitu juga yang akan ku dapatkan nantinya
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
Singularitas
By Diva Kamilia Futaiha Zuhri
Berbicara mengenai asal muasak segala sesuatu, pasti akn terlintas dalam benak kita istilah-istilah seperti Big Bang, Relativitas umum, Therma dinamika, dan lain-lain. Menurut sejumlah kosmologi awal dalam tradisi Hebron, Kristen, Islam, alam semesta berawal dari saat terhingga. Dalam kitab Genesis (kitab kejadian) sekitar 10.000 SM, tidak jauh dari zaman es.
Pada 1929, Edwin Hubble menggagas mengenai pentuman besar (Big Bang) yakni Ketika alam semesta berada pada ukuran yang sangat kecil tak terhingga dan kerapatan yang tak terhingga. Penemuannya berdasarkan pada kenyataan bahwa dari saat manapun kita melihat semesta, akan terlihat bintang yang menjauhi kita. Semakin jauh, kecepatannya semakin tinggi. Dengan kata lain, alam semesta mengembang dan pasti ada masanya pernah menjadi satu.
Kemudian penemuan Hubble disempurnakan dengan Model Friedmann yang merinci alam semesta berkembang dari segi daya tarik gravitasi dan dampaknya. Berdasar pada Model Friedmann, Big Bang dapat diprediksikan memiliki titik singularitas di alam semesta. Dalam singularits\as, hukum fisika tidak berlaku.
Pernyataan mengenai singularitas atau titik dimana bahan-bahan akan termampatkan tak terhingga dengan massa tak terhingga, diperkuat dengan teori Relativitas umum E=mc2 . Teorama-teorama singularitas Relativitas uum menyatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan dan harus didefinisikan dalam bentuk teori kuantum.
Dengan tepri kuantuk, muncul beberapa ide-ide pemikiran mengenai waktu. Terdapat waktu-waktu real dan imajiner. Dalam waktu real, alam semesta akan menemukan akhir dengan penunjuk arah waktu yang bersandar pada teori Thermodinamika yakni meyakini bahwa sebuah system akan berawal dari keetraturan dengan seirin waktu berjalan, ketidakteraturan akan meningkat. Berbeda dengan waktu imajiner yang meyakini bahwa alam semesta tidak memiliki batasan dan akan terulang Kembali pada singularitas.
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
Perhaps Love
Don’t need love because
By Zarifa Athiya Felda
A broken heart can recover with a new people. Maybe, that what Melanie’s hope. Because a broken heart, she forces for accepting her marriage from her family. Dewa, a boy that match with Melanie. He’s not a warm boy, who makes many girls stroke with his romantic word. Annoying boy that always makes Melanie angry.
A year ago their marrying. So many things they’ve done. Someday Melanie finds paintings in Dewa’s office with one object, it’s girl. Who is the girl that always paint by Dewa? What a secret that are hidden by Dewa up to now? Are Melanie and Dewa can keep their relationship?
Nothing relations are perfect
They are only two people unperfect
Who decide to always struggle
Two people who aren’t effortless and push the free
Who heed time and home for find both of them.
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
Home
By Mizda Jauharotun Nadhifah
We are all travellers
for our life,
our Past,
and also our future.
But our destinations are totally different.
Because our story is exactly different.
A company traveller,
a school traveller,
a collage traveller,
a dream traveller,
a love traveller.
And I travel heart by heart,
person by person,
to find home.
Home that means everything.
That I can lean on when I need to.
That I can talk to when I need to.
That I can hug to when I need to.
That I can find a comfortness in.
Who will be my everyday, my everynight, my everything.
And I have found you, my treasure one.
I’ll love you so hard and so deep that there.
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
Secarik Tirtha
By Biki Najiha Yusuf
Bak Cinderella ngajab satya pangeran
Antara sradha nan kecaman
Megar gemilang cekah perasaan
Kerna waktu menjejakkan
Hujjah waktu berkelana
Gantari harsa rindu lagoritma
Tuk upeksha waktu
Askera senandu
Analisa kelabu
Imbauan termanggu
Hamparan insan menderu
Semata kovelen merindu
Hamparan insan menangis
Takut senandhika terkikis
Hamparan insan egois
Moskha aparat pikir kritis
Lombang dewana insan
Karna adhimukti Pendidikan
Deretan karya terpampangkan
Toh Garapan sengketa tawanan
Apakah singkapan aparat?
Kompeni kadar sejawat
Rela cekah aria
Tuk dharma karya merdeka
Fana kecaman carmi
Ilmuan pun terpangkati
Pendidikan bak evaluasi
Abisatya santhosa refarmasi
Soray semesta senandhika
Klandestin aksara paripurna
Termenggu Garapan dama
Serabut talenta gantari Analisa
Surya kirana bentala
Paripurna adhimukti aria
Santhosa nabastala
Dewana harsa agata
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
Manten
By Zakiyah El-Nufus
Tik tik tik
Sudah jam berapa ?
Jam Sembilan kurang lima belas
…
Berapa jam lagi ?
Masih setengah jam lagi, nduk…
…
Kurang berapa menit ?
15 menit lagi, kak… …
Sementara detik jam yang melingkar di lengan kiriku semakin berdegup kencang
Bukan ! itu hatiku.
…
Bagaimana ?
Tidak ada jawaban – melainkan senyum, peluk, dan tangis haru
Mulai saat itu, aku menjadi seorang ibu meski nanti, ada dan tiadanya putra kecilku namaku –“ibu”
Tuhan, kala aku memilih surgaku
Engkau beri aku salah satu ciptaan indah-mu. Terimakasih
Literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi santri literasi
Hakikat
By Rania Rahmadiah
Mungkin dipikirnya “masa depan penting”.
Tidakkah masa sekarang ?.
Setidaknya disamaratakan !.
Meskipun sekadar bersyukur atas “waktu pemberian”.
Mungkin dinilainya “itu kunci sukses”.
Akal dengan cepat menyangkal.
Bertanya, apakah hakikat sukses ?!.
Hidup damai sederhana.
Atau bahkan bergelimang harta namun hidup kacau ?.
“Terima kasih untuk diri sendiri” katanya penting.
Hakikatnya diri ini pun ada yang punya.
Hanya titipan yang berkedok capaian diri.
Hingga lupa jika nanti raga pun ditinggalkan jiwa.